Rabu, 25 Juli 2012

KOMUNIKASI DNG REMAJA...?

Assalamualaikum W W Ini artikel saya tentang bagaimana berkomunikasi dengan remaja berdasarkan penjelasan seorang psykolog dalam seminar di sebuah pusat kebudayaan Islam di Rennes. Mungkin bisa memperbandingkan antara keadaan di Perancis dengan keadaan di Indonesia. Selamat membaca. Semoga bermanfaat. Salam Luth ============================ Bagaimana BERKOMUNIKASI DENGAN REMAJA DALAM PERSPECTIF PENDIDIKAN ANAK ISLAMI Saya sudah duduk di bagian kursi untuk pria yang sudah disediakan oleh panitia. Sebagian besar kursi sudah terisi baik pada bagian pria maupun wanita. Pada hari itu di Centre Culturel Avicenne (Pusat Kebudayaan Ibnu Sina) diadakan sebuah diskusi dengan tema umum Pendidikan Untuk Anak dan sub-tema adalah Bagaimana Berkomunikasi dengan Anak Remaja. Orang-orang yang hadir pada saat diskusi itu sangat beragam baik dari suku bangsanya maupun umurnya. Terlihat dari wajah mereka ada yang keturunan Arab, Afrika maupun dari bagian-bagian lain di seluruh dunia. Walau didominasi oleh orang tua yang tentunya sudah berkeluarga dan mempunyai anak-anak, orang-orang muda juga hadir dalam acara ini. Untuk pembicara adalah ibu Bendjafer, seorang psykolog spesialis anak dan remaja dari klinik Therapeutik Ibnu Sina di Paris. Tema ini menarik apalagi untuk sebagian besar keluarga muslim di Perancis dikarenakan negara ini memakai konsep Laicité atau konsep negara sekuler dimana urusan agama dipisahkan dengan urusan negara. Perbedaan budaya antara sebagian besar orang tua yang dibesarkan dalam suasana keagamaan dengan anak-anak mereka yang sebagian besar lahir di Perancis dan berkembang dalam sistim sekuler tentu akan membuat suasana komunikasi akan tidak lancar bila tidak diatur dengan baik. Bila tidak adanya kesepahaman antara orang tua dan anak, tentu akan terjadi ketidakharmonisan dalam sebuah keluarga. Pusat Kebudayaan Islam Ibnu Sina, Rennes Pusat Kebudayaan Ibnu Sina sendiri merupakan tempat di kota Rennes dimana semua orang bisa datang untuk belajar tentang Islam. Di tempat ini juga ada ruangan shalat berukuran lebih kurang 220 m2 yang biasanya dipakai untuk shalat lima waktu dan shalat Jumat atau berfungsi sebagai mesjid. Di Rennes ada beberapa gedung yang digunakan sebagai tempat shalat maupun belajar tentang Islam. Rennes adalah sebuah kota di bagian barat Perancis. Kota yang berpenduduk sekitar 450 ribu orang ini merupakan ibukota dari région Bretagne (region = setingkat propinsi di Indonesia, red) sekaligus ibukota dari departemen Ile et Vilaine (departemen = setingkat kabupaten di Indonesia, red). Untuk mencapai kota ini , hanya diperlukan waktu 2,5 jam dengan kereta api cepat (TGV) dari Paris. Rennes juga bisa dicapai dengan pesawat udara karena ada bandara udara di pinggiran kota ini. Centre Culturel d’Avicenne (Pusat Kebudayaan Ibnu Sina) terletak di rue (rue=jalan) Recteur Paul Hendry. Lokasinya berdekatan dengan salah satu Universitas di kota Rennes yaitu Université Rennes 2 atau Université de Haute Bretagne yang mempunyai kajian di bidang sosial dan bahasa. Pusat kebudayaan ini mulai dipakai sejak September 2006. Pusat Kebudayaan Islam Ibnu Sina ini dilengkapi ruangan-ruangan seperti ruangan administrasi pengurus mesjid, perpustakaan dan beberapa rungan multi fungsi yang bisa dipakai untuk kelas belajar dan keperluan lainnya. Kamar mandi, WC dan tempat berwudhu juga ada di tempat ini. Untuk keperluan seminar seperti yang saya ikuti pada saat itu, ruang utama tempat shalat diberi kursi-kursi untuh peserta. Di depan peserta ditaruh meja dan kursi untuk penyaji. Overhead proyektor yang cahayanya dipancarkan ke dinding juga dipergunakan untuk membantu penyajian perentasi. Masa anak-ANAk Sore itu sekitar pukul 18.00, acara dimulai dengan pembacaan Al-Qur'an. Lalu ada sedikit perkenalan dari moderator tentang tujuan diskusi pada hari itu dan profil singkat pembicara. Dan setelah itu acara presentasi baru dilakukan oleh pembicara. Sebelum membicarakan cara berkomunikasi dengan remaja, pembicara memulainya dulu dengan menjelaskan pendidikan kepribadian dan moral kepada anak. Karena tahapan ini merupakan tahapan penting sebelum seseorang memasuki dunia remaja. Keberhasilan pendidikan kepribadian dan moral kepada anak akan memudahkannya di fase remaja. Untuk masa anak-anak, pembicara memberikan tahapan untuk pendidikan kepribadian dan moral 1.Memberi contoh Orangtualah yang pertama kali memberi contoh tentang hal-hal dianggap baik atau buruk. Bila sesuatu itu merupakan hal yang baik maka ia akan mengerjakannya. Sedangkan bila sesuatu itu adalah hal yang buruk, ia akan memberitahukan ke anak-anaknya dan tidak mengerjakan hal itu. 2.Kesabaran Dalam pengaplikasian hal-hal yang baik dan menghindari hal yang buruk diperlukan sikap sabar. Karena masih terbatasnya wawasan si anak maka diperlukan kesabaran. Pembicara malah menekankan kalau kalau kesabaran ini adalah “kunci kesuksesan” dalam pendidikan kepribadian dan moral anak. 3.Pengulangan Ketika orang tua memberitahu dan mengaplikasikan sesuatu yang baik, belum tentu hal ini dimengerti oleh anak-anak dalam satu kali pemberitahuan. Untuk itu perlu dilakukan berulang-ulang. Melakukan pengulangan untuk hal-hal baik tersebut diharapkan hal tersebut benar-benar masuk ke dalam diri anak. Menurut pembica, ketika ketiga tahapan itu diterapkan kepada anak-anak, anak-anak sudah mulai mendapat mengetahui hal-hal yang baik dan yang buruk sedari awal. Dari sisi orang tua Untuk mudahnya berkomunikasi dengan remaja, pendidikan moral dan budi pekerti tetaplah memegang peranan penting. Ketika memasuki pembahasan pendidikan moral dan kepribadian pada masa remaja, pembicara menerangkan sisi-sisi penting pada orang tua lebih dahulu. Sisi-sisi penting yang diungkap oleh pembicara; 1.Sisi fundamental Dalam hal mendidik anak, perlu adanya kesepakatan antar kedua pihak dari pasangan. Pembicara menyarankan bila terjadi beda pendapat antara suami dan istri, hal ini jangan ditunjukkan kepada anak-anak mereka. Pembicara mengistilahkan kesepakatan antar kedua pihak dari pasangan sebagai “Kohesi antara bapak-ibu”. Beberapa poin penting yang diungkapkan adalah tidak melakukan pertengkaran di depan anak-anak dan jika terjadi masalah antara pasangan, jangan disembunyikan dari anak-anak remaja tetapi dijelaskan masalah itu ke anak remaja sehingga para anak remaja ini menjadi mengerti permasalahan tersebut. 2.Regularity Untuk hal ini, perlu dibuat peraturan-peraturan di dalam rumah yang harus ditaati oleh semua pihak. Kalaupun ada hukuman ketika anak remaja melanggar peraturan itu, perlu ada penjelasan kenapa hukuman itu harus diberikan kepada dia. Ketika orang tua memberikan hukuman kepada anak karena suatu pelanggaran, hukuman harus ditegakkan secara tuntas dalam arti tidak diberikan keringanan karena ada hal khusus pada anak itu. Tetapi, pada saat juga itu langsung dikomunikasikan kepada anak remaja tersebut kalau hukuman tersebut merupakan ketidaksukaan orang tua pada “perbuatan” si anak remaja, tetapi cinta mereka pada pribadi si anak tetaplah terus ada. Harapannya adalah si anak remaja ini tidak akan mengulangi perbuatan yang melanggar aturan yang telah digariskan orang tuanya dan selalu berperasaan kalau orang tuanya masih mencintainya. Pada bagian ini juga, pembicara mengungkapkan supaya perlu dibuatnya jadwal yang tetap untuk keseharian si anak remaja. Tujuan dari hal ini adalah membuat si anak remaja mulai belajar hidup teratur. 3.Pemberian motivasi Dalam kehidupan remaja, tentu ngak selamanya berjalan dengan lancar. Salah satu yang sering muncul adalah masalah di sekolah seperti masalah nilai pelajaran sekolahnya. Pembicara mengungkapkan ketika seorang anak remaja mendapat nilai yang sedang-sedang saja misalnya nilai 14/20 (Perancis memakai skala nilai 20, dalam arti nilai 20 adalah nilai tertinggi. Kalau nilai 14/20 , mungkin mendapat nilai 7 untuk nilai di Indonesia yang memakai sistim skala nilai 10, red) padahal sebenarnya ia bisa mendapatkan lebih dari itu. Sebagai orang tua sebaiknya tidak menekan anak remaja itu untuk bekerja lebih keras lagi tetapi bisa memberi motivasi seperti mengatakan kepadanya “Saya percaya ke kamu, saya yakin kamu bisa mendapatkan lebih dari itu” dan dengan senyuman tentunya. Untuk itu perlu diatur kalimat-kalimat yang baik yang membuat anak remaja makin bertambah semangat. 4.Equitable Equitable disini adalah adil untuk semua orang. Dalam hal ini, jangan membandingkan satu anak remaja dengan anak remaja lainnya dikarenakan setiap anak remaja mempunyai kemampuan berbeda. Pembicara mengakhiri bagian untuk orang tua ini dengan mengungkapkan sebuah hasil penelitian ilmiah yang menginformasikan kalau orang yang paling bahagia dalam keluarga bukanlah yang paling tinggi intelektualnya tetapi adalah yang bisa mengendalikan emosinya atau bisa mengendalikan marahnya. Ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh baginda Rasulullah SAW pada 15 abad yang lalu dalam hadishnya yang diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a.yang menyatakan kalau orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika dia marah. Masa remaja Pembicara memulai bagian masa remaja dengan mengungkapkan kalau pada umur 10 tahun merupakan masa transisi bagi kehidupan seorang anak. Salah satu cirinya adalah dia mulai mencari referensi ke teman-temannya. Biasanya dibawah umur tersebut, semua referensi si anak adalah kepada orang tuanya. Dalam usia seperti ini orang tua bisa bersikap untuk tidak membatasi si anak untuk mencari referensi lain di luar orang tua tetapi selalu siap menjadi referensi bila diperlukan. Dan ketika anak tersebut memasuki masa remaja (dimulai sekitar umur 12 atau 13 tahun), pembicara menginformasikan kalau para remaja lebih banyak mengambil referensi ke teman-temannya dibanding ke orang tua. Pada masa ini, remaja akan mencoba-coba untuk melihat sampai batas mana ia boleh melakukan sesuatu. Bisa saja remaja ini mulai mencoba sesuatu ke arah yang tidak benar. Dalam hal ini orang tua memposisikan bahwa mereka selalu siap menjadi referensi bila si remaja mempunyai masalah. Sistim keterbukaan antara orang tua dan anak remaja diperlukan. Jika terjadi masalah karena si anak remaja mengambil langkah yang salah, langkah orang tua adalah mengajaknya berdiskusi menyelesaikan untuk masalah tersebut. Bukan menyalahkan si anak remaja yang berujung dengan pertengkaran. Ada sebuah hal yang menarik yang diungkapkan oleh pembicara. Supaya anak remaja mempunyai keteraturan hidup, bila diperlukan dibuat perjanjian tertulis yang merupakan kesepakatan antara orang tua dan anak remaja itu untuk hal-hal yang boleh dilakukan dan hal yang tidak boleh dilakukan. Dengan adanya perjanjian tertulis tersebut, anak remaja bisa selalu membaca hal-hal yang telah dia sepakati dengan orang tuanya sehingga dia tidak melanggarnya. HINDARI Kekerasan verbal dan fisik Dalam pendidikan kepada anak-anak dan remaja, pembicara sering menekankan untuk menghindari kekerasan secara verbal (kata-kata) maupun fisik. Maksud kekerasan secara verbal di sini adalah dalam mendidik anak tidak perlu dilakukan dengan perkataan-perkataan kasar, keras atau teriak-teriak. Pembicara menekankan untuk menggunakan kata-kata yang bagus dan berkata dengan lemah-lembut. Tindakan kekerasan secara fisik seperti memukul juga diharapkan tidak dilakukan. Jika melihat ayat di Al-Qur'an yang membolehkan untuk memukul anak, pembicara mengintrepretasikannya sebagai berikut; pada saat umur 7 tahun, seorang anak diajarkan untuk untuk sholat, dalam hal ini adalah tahapan pemberian contoh. Dan pada ayat Al Qur'an, pada umur 10 tahun boleh dipukul. Tetapi tidak boleh dilupakan, diantara umur 7 sampai 10 tahun, sesuai dengan tahapan mendidik yang ada di awal tulisan, di sini perlu dilakukan pengulangan-pengulangan sehingga anak benar-benar terbiasa dengan aktifitas itu. Dan harapannya adalah pada umur 10 tahun bisa terhindari dari tindakan memukul di anak. Tanya-jawab Tak terasa telah 2 jam, pembicara memaparkan presentasinya tentang cara mendidik anak secara Islami. Kesimpulan umumnya adalah kunci dalam pendidikan anak oleh orang tua adalah dengan kasih sayang dan menghormati si anak. Selain itu itu pembicara meminformasikan buku referensi yang bisa dibaca yaitu buku berjudul Adolescences musulmanes (Guide pratique aux parents) (Remaja-remaja Muslim, (Buku petunjuk untuk orang tua), red) dan buku berjudul L'art d'âtre Parent en Occident (une perspective islamique) (Seni menjadi orang tua di Barat, (Sebuah Persfective islam), red). Kedua buku ini dikarang oleh Dr. Ekram Beshir dan Dr. Mohamed Rida Beshir. Waktu telah menunjukkan jam 20.00, sesi tanya-jawab dimulai. Walaupun demikian, para peserta diskusi masih seperti ketika awal acara. Saya memperkirakan mungkin para orang tua Islam yang datang pada acara ini mencari metode yang tepat untuk mendidik anak mereka baik yang masih kecil maupun remaja dengan cara Islami walupun dalam kondisi negara Perancis yang sekuler ini. Dan saya kira tanya-jawab akan berlangsung seru. Perkiraan saya benar, begitu diberi kesempatan bertanya beberapa orang langsung menunjukkan tangannya. Saya sarikan beberapa pertanyaan menarik dan jawabannya. Ada yang bertanya “Jika terjadi perceraian, bagaimana menjelaskannya ke anak ?”. Saya memprediksikan pertanyaan ini dikarenakan tinggal perceraian di Perancis sangat tinggi. Dari situs internet yang saya baca, tingkat perceraian di Perancis termasuk 5 besar tertinggi di dunia. Dan pembicara menjawabnya sesuai dengan yang diungkapkan di paragraf-paragraf sebelumnya. Perlu adanya keterbukaan ke anak-anak tentang masalah itu. Informasikan ke anak-anak kalau perceraian itu bukanlah salah mereka. Dari banyak kasus perceraian, anak-anak merasa bersalah ketika orang tuanya bercerai. Dalam hal ini orang tua perlu menjelaskan kalau sebagai pasangan menikah mereka bisa saja bercerai tetapi cinta sebagai orang tua ke anak tidak ada batas waktu sampai kapanpun. Dan si anak mungkin hidup dengan ibunya saja, dia perlu dinasehati supaya selalu menghormati bapaknya dan sebaliknya. Ada juga yang bertanya masalah cara memperkenalkan jilbab atau hijab ke remaja. Pembicara memberi saran supaya memberi contoh pada tahapan pertama. Pada hari-hari besar Islam, pada waktu sholat mulai diaplikasikan jilbab dan hijab tersebut. Dan ceritakan kisah wanita-wanita sholeh yang mendapat tempat spesial di dalam Islam karena ketaqwaaan mereka. Diskusi juga semakin menarik dengan pertanyaan bagaimana cara memperkenalkan kebiasaan muslim kepada anak di France. Saya rasa pertanyaan ini timbul karena ada beberapa perbedaan kebiasaan orang muslim dengan kebiasaan di kehidupan sehari-sehari di Perancis. Pembicara menyarankan untuk dari kecil sudah ditanamkan sebuah kebanggaan menjadi seorang muslim. Dari sisi orang tua, keduanya tidak saling menyalahkan satu dengan yang lain dalam arti keduanya memberi pendidikan ke anak. Dan dari sisi anak, orang tua memberi kepercayaan kepada si anak untuk terus mencapai cita-citanya. Ada juga orang tua yang menanyakan tentang sekolah di Perancis yang bersistim sekuler. Pembicara menginformasikan kalau sekolah itu penting. Tetap ikuti semua pelajaran termasuk pelajaran olahraga. Dan juga ikuti bakat si anak, kalau memang dia mempunyai kemampuan menggambar, arahkan dirinya ke aktifitas atau kelas menggambar atau desaign. Akhir Acara Tidak terasa sudah hampir 45 menit diskusi berlangsung. Sebenarnya masih banyak peserta yang berantusias untuk bertanya. Tetapi karena terbatasnya waktu, maka acara diskusi dihentikan pada saat itu. Saya yakin orang-orang yang hadir mendapat banyak manfaat dan tambahan ilmu dari acara diskusi ini. Dan acara diskusi ini pun ditutup dengan doa. Semoga acara ini memberi cahaya bagi kita semua. (Text dan foto : Luth) Diterbitkan oleh Suara Hidayatullah edisi 02/XXV/Juni 2012/Rajab 1433 http://luth85.multiply.com/journal/item/19/BAGAIMANA-BERKOMUNIKASI-DENGAN-REMAJA-DALAM-PERSPECTIF-PENDIDIKAN-ANAK-ISLAMI-

UKG 2012

PETUNJUK BAGI PESERTA UJIAN KOMPETENSI GURU (UKG) ONLINE TAHUN 2012 (yang diuji adalah semua guru, kepala sekolah, pengawas yang sudah bersertifikasi mulai tahun 2006 s.d. 2011) 1. Siapkan Nomor Peserta Sertifikasi dan NUPTK yang sudah dimiliki. 2. Dalam ruang ujian dihadapan computer tampil layar: Diisi NUPTKGuru bersangkutan Diisi Nomor Peserta Sertifikasi Guru bersangkutan 3. Sesudah Nomor Peserta diisi dengan benar, Tekan tombol ENTER yang ada di keyboard (atau pindahkan kursor dengan MOUSE ke dalam kotak NUPTK dan klik tombol MOUSE yang sebelah kiri) 4. Sesudah NUPTK Peserta diisi dengan benar, Tekan tombol ENTER yang ada di keyboard (atau arahkan kursor MOUSE dalam kotak Login dan klik tombol MOUSE yang sebelah kiri) 5. Maka akan muncul: lalu klik dengan MOUSE kotak Ikut Ujian Maka akan muncul: lalu klik dengan MOUSE kotak Ikut Ujian Maka akan muncul soal‐soal, misalnya: Aidy M.354 – PETUNJUK BAGI PESERTA UJIAN KOMPETENSI GURU (UKG) ONLINE TAHUN 2012 – hal. 1 Jawablah dengan menekan tombol keyboard A atau B atau C atau D sesuai pilihan anda, misalkan ditekan D maka hasilnya tampak seperti: jawaban yang dipilih akan berwarna merah Bila ingin membetulkan jawaban, maka tekan jawaban yang dikehendaki, misalnya C, maka jawaban otomatis berganti jawaban C (gambar dibawah ini) Demikian seterusnya....... petunjuk selengkapnya nanti akan dipandu oleh petugas teknisi di masing‐masing Tempat Ujian Kompetensi Guru (TUK), sewaktu pelaksanaan ujian akan berlangsung. Catatan: Untuk berpindah ke soal berikutnya tekan tombol SPACE di keyboard. Untuk kembali ke soal sebelumnya tekan tombol Backspace di keyboard. Untuk memperbesar huruf tekan tombol + di keyboard. Untuk memperkecil huruf tekan tombol – di keyboard. Untuk menormalkan huruf tekan tombol 0 (nol) di keyboard. Bila soal dan jawabannya tampil melebihi batas layar monitor maka untuk melihat bagian bawah atau bagian atas gunakan tombol panah ke bawah atau tombol panah ke atas. Atau bisa menggunakan mouse dengan mengklik tombol yang ada di atas layar sebagai berikut: Aidy M.354 – PETUNJUK BAGI PESERTA UJIAN KOMPETENSI GURU (UKG) ONLINE TAHUN 2012 – hal. 2 konfirmasi yang harus dibaca dan dipahami. Aidy M.354 – PETUNJUK BAGI PESERTA UJIAN KOMPETENSI GURU (UKG) ONLINE TAHUN 2012 – hal. 3 Bila di klik tombol Selesai maka muncul: Gambar 29. Hasil Ujian Berarti selesailah peserta UKG Online dalam mengerjakan soal‐soal ujiannya.